Warga Kelapa Dua – Pakarena Sepakat Damai
Maluku, CYBERJATIM.ID, – Pasca bentrok antar warga dusun Kelapa Dua dan Pakarena, desa Kairatu, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, kedua bela pihak melakukan mediasi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi beberapa waktu lalu.
Mediasi dilakukan kedua bela pihak yang bertikai dengan menghadirkan pemerintah desa Kairatu yang diwakili Sekretaris desa, BPD, Babinsa, Bhabinkamtibmas, kepala dusun Kelapa Dua – Pakarena, tokoh agama, masyarakat, serta tokoh koordinator pemuda Kelapa Dua dan Pakarena.
Pertemuan berlangsung di kantor desa Kairatu itu kedua bela pihak akhirnya menyatakan sikap untuk bersepakat damai.
“Mediasi ini dilakukan untuk menyelesaikan konflik antar dusun Kelapa Dua dan Pakarena, dan bersepakat untuk hentikan konflik.” Demikian disampaikan koordinator Hasan Narahaubun kepada media ini. Senin (8/5/2023).
Hasil mediasi tadi melahirkan tiga poin kesepakatan damai. Ketiga poin itu, sebut Naraubun diantaranya, Kesepakatan bersama kedua belah pihak antar dusun Kelapa Dua dan Pakarena mereka bersepakat damai secara kekeluargaan.
Selanjutnya, mencabut laporan permasalahan dari kedua belah pihak yang bertikai di dusun Kelapa Dua dan Pakarena yang disampaikan ke Polres SBB. Dan serta segala kerugian baik Materil dan Material yang timbul akibat permasalahan yang terjadi di dusun Kelapa Dua dan Pakarena akan di tangani oleh pemerintah daerah Kabupaten SBB,”tutur Narahaubun.
Naraubun juga mengingatkan kepada warga, lebih khususnya para pemuda Kelapa Dua dan Pakarena bahwa konflik tidak membawa dampak positif, melainkan merugikan kita sendiri,
“Olehnya itu, mari kita hidup damai karena sesungguhnya kita semua ini bersaudara.” ajak Narahaubun.
Mari sama – sama kita menjalin kembali tali silaturrahmi yang baik antara warga Kelapa Dua dan Pakarena yang sempat putus lantaran bentrok yang terjadi beberapa waktu lalu. Mari akhiri konflik, serta saling menjaga keamanan dan ketertiban diwilayah masing – masing.
” Saya harapkan agar kejadian kemarin menjadi kejadian pertama dan terakhir dan jangan sampai terulang kembali,” harap Narahaubun.





