Petani Tembakau dan Buruh Rokok Sedih, Purbaya Yudhi Ditakutkan Bakal Merenggut Penghasilannya
PAMEKASAN, CYBERJATIM.ID,- Emosi warga Madura tidak terbendung, setelah mendengar informasi adanya Satgas Cukai menggelar operasi gabungan diwilayahnya. Selasa (7/10/2025)
Tidak hanya flayar penolakan, ratusan baleho yang berisi keluh kesah serta kritikan terpampang disepanjang jalan Madura, menghiasi pepohonan yang berjejer kokoh.

Termasuk didepan kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Madura. Jalan Panglima Sudirman , Barurambat Kota, Pamekasan, Madura.
Tidak hanya itu, Informasi yang beredar akan ada pergerakan ribuan massa yang terdiri dari petani tembakau dan buruh rokok akan melakukan aksi besar-besaran didepan kantor Bea Cukai Madura.
Salah satu baner yang terpajang bertuliskan,
” Industri hasil tembakau, lebih berjasa dari pada cukong tambang”.
“Satgas Cukai datanglah ke Madura, jangan hanya membawa misi”.
“Kami bukan koruptor, masyarakat Madura hanya butuh jadi kawasan ekonomi khusus”.
Serta banyak tulisa dan keluh kesah yang lainnya. Dan saat ini menjadi perhatian masyarakat Madura.
Sulastri, salah satu buruh rokok dibagian linting berharap pemerintah peka terhadap kondisi ekonomi masyarakat saat ini, yang sudah mulai terangkis dengan naiknya harga tembakau dan banyaknya perusahaan rokok di Madura.
“Pemerintah jangan hanya memikirkan pajak terhadap negara, pikirkan juga masyarakat yang dulunya nganggur sekarang bisa terselamatkan dengan mahalnya harga tembakau dan banyaknya perusahaan di Madura”. Tegas Lastri
Ia menambahkan, bahwa jutaan warga Madura saat ini menggantungkan hidupnya pada perusahaan rokok dan bertani tembakau.
“Saya kira dengan mahalnya harga tembakau dan banyaknya perusahaan rokok di Madura hampir 70 persen masyarakat ekonominya meningkat, yang dulu nganggur dan hanya menunggu bantuan pemerintah yang tidak jelas akhirnya bisa bekerja dengan gaji yang cukup”. Tambanya
Selain itu, Hasanuddin saya satu petani tembakau sejak tiga tahun terakhir merasa bersyukur, lantaran hasil tani tembakaunya menguntungkan dan tidak mengalami kerugian seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah mas, berkat banyaknya perusahaan rokok lokal, saya bisa untung lumayan dari penjualan tembakau saya, tahun ini saya bisa membelikan anak sepeda motor untuk digunakan ke kampus”. Tegas Hasan dengan nada lirih.
Hasan juga menyampaikan, bahwa anaknya saat ini juga dengan mudah mendapatkan pekerjaan dan uang pendidikannya tidak lagi bergantung pada orang tuanya.
“Anak saya kalau lagi libur, bekerja di salahsatu perusahaan rokok, kadang jadi tukang linting, kadang packing. Alhamdulillah sejak bekerja bisa bayar SPPnya tanpa harus minta ke orang tua”. Tambahnya sambil lalu menghisap rokok lokal Madura.
Aktivis Pamekasan, Moh Rohim meminta kepada Kementrian Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Dirjen Bea dan Cukai untuk lebih lagi memerhatikan tentang sosial dan kemanusiannya, ia meminta pemerintah memberi solusi yang konkret agar buruh dan petani tidak hilang mata pencariannya.
“Masyarakat sekarang sudah terbantukan dengan mahalnya harga tembakau di Madura, itu semua berkat banyaknya perusahaan rokok lokal yang juga lebih mementingkan perekonomian masyarakat. Jutaan pengangguran kini semua bisa bekerja tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah yang itupun belum pasti, jadi saya minta Menteri Keuangan dan Dirjen Bea dan Cukai untuk memikirkan nasib petani dan buruh rokok Madura. Fokus saja pada oknum-oknum yang koruptor dan menghabiskan uang negara”. Tegas singkat Moh Rohim kepada awak media.