TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
close menu

Masuk


Tutup x

Habiskan Anggaran Rp30 Miliar, Jelang Idulfitri 1444 H Terminal Megah di Siantar Sepi

Foto: Kepala perwakilan Ombudsman Sumatera Utara bersama dengan Wali Kota Pematang Siantar beserta jajarannya pada saat melakukan sidak ke terminal yang sepi.

Penulis: | Editor: Fazaraul Farahiyyah

Sumatra Utara, CYBERJATIM.ID, – Pembangunan terminal bus megah di Kota Pematang Siantar yang telah menghabiskan anggaran sebesar Rp30  miliar, dan telah diresmikan pada tanggal 9 Februari 2023 lalu, terkesan sia-sia alias buang-buang uang.

Pasalnya, meski sudah beroperasi sejak diresmikan bersamaan dengan Terminal Amplas di Kota Medan, terminal Kota Pematang Siantar itu masih sepi hingga menjelang Idul Fitri 1444 H.

Bukan hanya sepi dari angkutan, tetapi sepi juga dari sisi penumpang. Kesepian terminal yang terletak di Kecamatan Siantar Martoba itu disaksikan oleh Kepala Perwakilan Ombudsman Sumatera Utara, Abyadi Siregar, pada Selasa (18/4/23).

Abyadi melakukan Sidak ke terminal itu bersama dengan Wali Kota Pematang Siantar, dr Susanti Dewayani SpA bersama Plt Kepala Dinas Perhubungan Julham Situmorang, Kepala Satpol PP Pariaman Silaen dan Staf Ahli Wali Kota Daniel Siregar beserta pejabat Pemko lainnya.

Kedatangan rombongan tersebut disambut oleh pihak Kementerian Perhubungan selaku pengelola terminal, yang dikomandoi oleh Rita Sinaga. Saat itu, Abyadi yang sedang melakukan Sidak berdasarkan informasi dari wartawan, bertanya kepada Rita.

“Apakah ini sudah beroperasi secara efektif ???,” tanya Abyadi.

Sudah pak, kita melihat dari jumlah data produksi angkutan,” jawab Rita.

“Maksudnya gimana itu?” tanya Abyadi lagi.

BACA JUGA :  MIRIS! Cara Bripka AS-Honorer Bapenda Samosir Gelapkan Pajak hingga Rp 2,5 M 

Rita tak langsung menjawab pertanyaan itu, ia menyampaikan bahwa mereka mempunya suatu target. “Jadi kita itu ada target data produksi kendaraan,” ujar Rita.

“Bagaimana targetnya itu?,” tanya Abyadi.

Rita lagi-lagi tak langsung menjawab pertanyaan tersebut, ia menyampaikan bahwa pegawai Kemenhub di terminal itu dibagi 3.

“Personel kita bagi 3, ada yang disimpang, mereka mengarahkan bus masuk kemari. Disini nanti, kita round cek, terkait fisik ataupun administrasi surat-surat. Kalau kelengkapannya sudah beres, mereka (bus) boleh lanjut,” ujarnya.

Merasah tidak mendapatkan suatu jawaban yang jelas, Abyadi kembali bertanya terkait sepinya terminal. “Sudah beroperasi sejak 9 Februari, kok masih sepi?,” ujar Abyadi.

Tapi lagi-lagi Rita tak langsung menjawabnya. Ia menyampaikan bahwa pada hari itu di terminal ada pengecekan narkoba dengan tes urine bersama pihak BNN kepada sopir 42 unit bus, dan semuanya bebas narkoba.

“Baru saja selesai, pak. Jadi kita kasih istirahat,” ujar Rita kepada Abyadi yang menyebut besok, tes urine lanjut lagi.

Abyadi kembali bicara “Setelah Februari, ini sudah beroperasi, tapi sampai sekarang masih sepi, itu kenapa,” tanyanya.

“Ijin pak, kalau masalah mobiler lagi diproses pak,” segerah Rita tanpa menjawab pertanyaan Abyadi.

BACA JUGA :  Kejari Tapanuli Selatan Pulbaket Alokasi Anggaran Dinas KB

Hingga beberapa kali tanya jawab, pertanyaan mengapa terminal itu sepi, belum kunjung terjawab dengan baik. Hingga kemudian, salah seorang staf Kemenhub pengelola terminal menyebut bahwa terminal belum beroperasi maksimal karena mobilernya belum lengkap, atau sedang berproses.

Namun belakangan, alasan mengenai sepinya terminal karena mobiler itu dibantah oleh Rita. Ia menyebut bahwa untuk pengoptimalan operasional terminal, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar.

“Kita sudah koordinasi dengan Pemko,” ujar Rita.

Mendengar itu, Plt Kepala Dinas Perhubungan Julham Situmorang angkat bicara. “Kita sudah selalu minta agar pemetaan, kapan jadwal untuk di mulainya.

Sampai sekarang belum ada dari orang ibu (Rita) ini, misalnya penempatan angkot (angkutan kota) dimana, itu belum ada,” Ujar Julham.

Pernyataan Julham di sela Rita, “Izin pak kalau mengenai pemetaan, kita sudah pernah sharing. Bahkan kita sudah kasih satu ruanggan khusus untuk kasi angkutan (Dishub kota pematang Siantar). Masalah angkot kita sudah bicara, itu pemetaannya didepan.
Jadi dia sistem sorong.

Untuk pengendapan (angkot) ada lahan dibalik tembok itu, ujar Rita sambil menunjuk ke arah tembok di sebelah belakang terminal.

Adu argumentasi antara Rita dan Julham pun terjadi. Namun tidak lama, semua terungkap, bahwa yang terjadi adalah hanya miskomunikasi, sebagaimana yang telah disampaikan Abyadi sesaat sebelum pergi meninggalkan terminal tersebut.

BACA JUGA :  Dinas PUPR Pematang Siantar Terima 116 Aduan Hingga April 2023, 100 Selesai Sisa 16

Tapi kita sudah jumpa dengan Pemko dan Kemenhub, sudah di ketahui oleh mis-nya. Tadi sudah ada kesepakatan, mungkin besok kami sudah ada buat suatu pertemuan, rapat teknis antara Pemko dengan Kemenhub, tuturnya.

Menurut Abyadi, dengan beroperasinya terminal tersebut, maka terhindar persepsi dari Publik.

Bahwa tidak percaya uang 33 milliar itu untuk membangun inikan begitu, itu yang pertama. Yang kedua, Pemko Siantar dapat merasahkan manfaatnya (TERMINAL) ini.

Jadi angkutan selama ini menyebar di kota, harus dimasukkan kedalam ini, sehinggah kota Siantar terlihat manis,seperti Ibu, ujar Abyadi dengan tersenyum kepada seorang Wali Kota yang berada pas berdiri disampingnya.

Selanjutnya, Wali Kota Siantar dr Susanti Dewayani Spa menegaskan, bahwa Pemko sangat berharap terminal ini bermanfaat terhadap Kota Pematang Siantar.

Kita sangat berharap ini bermanfaat, khususnya terhadap angkutan.
Kita bersyukur dengan datangnya ombudsman melihat secara langsung apa yang terjadi, sehinggah kesepakatan kami, mungkin besok sudah ada sudah ada tim teknis untuk berkolaborasi bagaimana cara menyegerakan operasional terminal ini, Ujarnya.

PEWARTA;ROBIN SILALAHII

Terkini Lain