PAMEKASAN, CYBERJATIM.ID,- Polemik tertancapnya ratusan bambu yang diduga pagar laut di pesisir pantai Jumiang, Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, kini mendapatkan respon dari berbagai pihak. Selasa (11/2/25)

Salah satunya dari kepala desa Tanjung, Pademawu, Zabur mengatakan bahwa pagar tersebut merupakan atas permintaan nelayan, untuk penambatan perahu yang ada di dusun Jumiang dan dusun Duko.

” Itu bukan soal pagar laut, itu untuk agar pasirnya tidak kembali lagi ke tengah sungai yang dilewati oleh perahu, dulu bukan cuma bambu, pertama kalinya dikasih gedek dan itu sekitar 75 meter dan itu tidak ada kaitannya dengan korporasi”. Tutur Zabur kepada awak media.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara, Kapolsek Pademawu Iriawan yang juga hadir kelokasi untuk melakukan pengecekan, terhadap berita viral pagar laut.
” Kami gerak cepat bersama Intelkam Polsek dan Polres, melakukan reped terhadap pagar laut, kami melakukan pengecekan dan untuk selanjutnya nunggu perkembangan”. Singkatnya.
Sementara, Ahmad atau Pak Rudi menyangkal dari pernyataan Kepala Desa tersebut, khususnya yang menyampaikan bahwa itu atas permintaan nelayan dan atas kesepakatan, karena menurutnya selama ini tidak pernah ada rembuk terkait hal tersebut.
” Tidak ada rembuk atau kesepakatan sebelumnya, bahkan saya merasa dirugikan dengan adanya pagar tersebut, saya ini pemilik perahu yang juga sempat rusak gara-gara tersangkut, bolang baling atau lipas tersangkut ketika angin dari timur, sehingga mengakibatnya perahu saya rusak”. Tandasnya
Abdussalam Marhaen, yang juga kebetulan datang kelokasi dan bertemu langsung dengan nelayan menyampaikan bahwa itu semua bagian dari alibi kepala desanya saja, itu murni merugikan nelayan setempat.
“Saya menganalisa dari jawaban kepala desa tersebut sebenarnya sederhana ketika dikasih pagar, pasir tidak ketengah dan secara otomatis ada penumpukan pasir, sehingga nanti ketika dikasih tanah sertu untuk diratakan, maka semakin sedikit biaya yang dikeluarkan, begitu kira-kira analisa saya dan saya duga ini juga ulah si raja laut Budiono “. Ucap Marhaen sapaan akrabnya.