SCROLL UNTUK LANJUT MEMBACA
Logo Aplikasi Baca berita terbaru lebih cepat melalui Aplikasi Cyberjatim.id
INSTALL

HPTM Batalkan Aksi Jalanan, Pilih Audiensi dengan Bea Cukai, 500 Banner Suarakan Aspirasi Petani Tembakau Madura

PAMEKASAN, CYBERJATIM.ID, – Himpunan Petani Tembakau Madura (HPTM) mengubah strategi perjuangannya. Aksi demonstrasi besar-besaran yang semula direncanakan digelar di depan Kantor Bea Cukai Madura pada Rabu (8/10/2025), resmi dibatalkan. Para petani dan pelaku industri rokok lokal memutuskan menempuh jalur audiensi sebagai langkah diplomatis.

 

Koordinator Lapangan HPTM, Zaini Wer-wer, menegaskan bahwa keputusan ini diambil bukan karena melemah, melainkan sebagai bentuk strategi agar aspirasi masyarakat tembakau tetap tersampaikan dengan cara damai dan efektif.

BACA JUGA :  PDIP Usung Ahmad Baidowi di Pilkada Pamekasan 2024

 

“Dalam perjuangan, kita harus pakai taktik. Tidak bisa asal turun ke jalan tanpa memahami medan. Kami tidak ingin Pamekasan dicap sebagai sarang rokok ilegal di mata publik nasional,” ujar Zaini, Selasa (7/10/2025).

 

Meski aksi massa dibatalkan, semangat protes petani tembakau tidak surut. Sebelumnya, mereka melakukan urunan untuk mencetak dan menyebarkan sedikitnya 500 banner di titik-titik strategis Pamekasan. Banner-banner itu berisi beragam pesan yang mewakili kegelisahan sekaligus kritik keras kepada pemerintah terkait kebijakan cukai rokok.

BACA JUGA :  Dukung Polres Pamekasan, Forum NGO Madura Gelar Aksi dan Kirim Puluhan Papan Ucapan

 

Beberapa di antaranya berbunyi: “Jangan ganggu Madura, selamatkan industri hasil tembakau Madura, selamatkan Indonesia”, “Harga cukai mahal, tembakau Madura tidak terjual”, “Industri hasil tembakau Madura sandang pangan kami”, hingga “Satgas cukai, datanglah ke Madura membawa solusi jangan hanya membawa misi.”

BACA JUGA :  Ujang Karmawan, Caleg dari partai Buruh di Dapil 1 Optimis Menang

 

Lewat banner itu, HPTM menegaskan bahwa perjuangan petani tembakau Madura bukan sekadar menyoal harga, tetapi juga keberlangsungan industri rokok lokal yang dianggap semakin terhimpit. Mereka menuding kebijakan negara lebih berpihak pada perusahaan besar dan abai pada pelaku usaha kecil.

 

“Industri hasil tembakau Madura adalah jalan hidup kami. Kalau ini dimatikan, sama saja memutus urat nadi ekonomi masyarakat,” tambah Zaini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *